judul buku : A taxonomy for learning, teaching and assessing – a revision of bloom’s taxonomy of educational objectives
penulis : Lorin W. Anderson, David R Krathwohl
BAB
1
PENDAHULUAN
K
|
ita manusia mempunyai
tujuan-tujuan hidup, dan tujuan-tujuan hidup ini membantu kita memfokuskan
perhatian dan tindakan kita. Tujuan-tujuan tersebut mengindikasiak apa yang
akan kita capai. Dalam dunia pendidikan, tujuan-tujuan yang dirumuskan
mengindikasikan apa yang kita ingin para siswa mempelajarinya. Tujuan-tujuan
pendidikan adalah “rumusan emplisit tentang tata cara untuk mengubah siswa
melalaui proses pendidikan”. Aspek beralasan dari pengajaran ini bertalian
dengan apa tujuan-tujuan yang ditetapkan guru
pada siswanya.
Sementara itu, aspek kesengajaanya berkaitan dengan bagaimana guru membantu
siswa meraih tujuan-tujuan tersebut. Tujuan-tujuan (objective) yang ditetapkan
guru ini bisa bersifat eksplisit atau emplisit, mudah dipahami atau tersamar,
mudah atau sulit diukur.
Kebutuhan
akan taksonomi pendidikan
Kriteria yang tepat
untuk menyeleksi objek, pengalaman dan ide yang sama dibuat berdasarkan
prinsip-prinsip klasifikasi tertentu
prinsip-prinsip untuk membedakan kategori-kategori tersebut. Supaya
kerangka dapat menigkatkan pemahaman , kita harus mengetahui ciri pokkok setiap
karegori.
Taksonomi adalah sbuah
kerangka piker khusus. Dalam sebuah taksonomi, kategori-kategorinya bersifat
kontinum.taksonomi revisi ini memiliki dua dimensi yaitu proses kognitif dan
proses pengetahuan.
Meningkatkan
dan memanfaatkan penambahan kita
Setelah mengetahui
lebih memahami suatu tujuan dengan tebel taksonomi, bagaimana sebenarnya
pemahaman kita yang lebih baik ini bermanafaat bagi kita? Para guru berguat
dengan masalah masalah pendidikan , pengajaran,dan proses belajar. Empat
pertanyaan terpenting meyangkut masalahmaslah tersebut adalah:
1.
Apa yang perlu dipelajari oleh siswa dari
belajar di sekolah dan ruang kelas dalam waktu yang terbatas? (pertanyaan
tentang pembelajaran {learning}).
2.
Bagaimanakah rencana dan pelaksanaan
pembelajaran yang dapat menghasilkan level level belajar yang tinggi bagi
banyak siswa?(pertanyaan yentang pembelajaran {instruction})
3.
Bagaimanakah guru memilih atau merancang
instrument-instrumen dan prosedur-prosedur asesmen yang menghasilkan inforamasi
akurat tentang saberapa bagus hasil belajar siswa?(pertanyaan tentang asesmen)
4.
Bagaimanakah guru yakin bahwa tujuan,
aktivitas pembelajaran dan asesmenya saling bersesuaian? (pertanyaan tentang
kesesuaian komponenya).
Table
taksonomi dan pembelajaran
Dasar dari pengetahuan
konseptual adalah kategori dan klasifikasi, maka pembelajran yang memiliki dua
tujuan tersebut harus membantu siswa memasukan suatu system pemerintahan
kedalam kategori-kategori dan klasifikasi-klasifikasi yang inheren pada tujuan
itu.
Lepas dari rumusan
tujuan tersebut, ketika pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan tujuan
yang di klasifikasikan sebagai menganalisis pengetahuan konseptual, guru akan
melakukan aktivitas aktivitas untuk:
·
Memfokuskan perhatian siswa pada
kategori kategori dan klasifikasi-klasifikasi
·
Memberika contoh-contoh dan bukan contoh
yang membant siswa memasukan sesuatu kedalam kategori yang tepat
·
Membantu siswa menemukan
kategori-kategori yang tepat dalm sistem klasifikasi yang lebih besar.
·
Menekankan perbedaan-perbedaan yang
lebih relevan dan penting diantara kategori-kategori tersebut dalam sistem
klasifikasi yang lebih besar.
Rencana pembelajaran
dengan tujuan-tujuan yang di klasifikasikan senagai mengingat pengetahuan
factual akan mendorong guru:
·
Selalu mengingatkan siswa akan
detail-detail tertentuyang harus diingat
·
Mengajarkan strategi dan teknik-teknik
tertentu untuk membantu siswa mengingat pengetahuan yang relevan.
·
Member kesempatan siswa untuk
mempraktikan strategi-strategi dan teknik- teknik tersebut.
BAB 2
STRUKTUR, SPESIFIKASI,
DAN PROBLEMATIKA TUJUAN
Struktur
tujuan
Model tujuan dalam
bidang bidanag pendidikan yang paling banyak dipakai didasarkan pada model
ralph tyler (1949). Tyler berpendapat bahwa “ rumusan tujua yang palaing
beranfaat adalah rumusan yang menunjukan jenis perilaku yang akan diajarkan
kepada para siswa da nisi pembelajaran… yang membuat siswa menunjukan perilku
itu”.
Isi
versus pengetahuan
Definisi isi yang
paling dekat dengan topik pembicaraan adalah “ materi yang dibicarakan dalam
sebuah bidang kajian”. Isi adalah substansi dari suatu materi kajian.
Sedangkan “pengetahuan
adalah yang dimiliki bersama oleh para ilmuan di satu bidang kajian dari waktu
e waktu” yang menjadi kajian dari disipln ilmu mereka. Oleh karnanya lebih
memakai istilah pengetahuan (bukan isi) untuk menunjukan bahwa semua disiplin
ilmu selalu berubah dan berkembang selaras dengan konsensus-konsensus anyar
yang diterima dalam disiplin- disipin ilmu tersebut.
Spesifikasi
tujuan
Krathwohl dan payne
(1971) menyebut tiga tingkat spesifikasi , yakni tujuan global,tujuan
pendidikan , dan tujuan instruksional.
Tujuan
global
tujuan global merupakan
hasil belajar yang kompleks dan multi faset, dan untuk mencapainya dibutuhkan
pembelajaran yang lebih serius dan alokasi waktu yang lebih panjang.
Tujuan global berfungsi
sebagai visi masa depan dan seruan yng tegas kepada para pembuat kebijakan,
pembuat kurikulum, guru dan masyarakat luas. Maka tujuan gobal adalah “ sesuau
yang sekarang belum tercapai , sesuatu yang hendak dicapai dituju atau
diwujudkan.
Tujuan
pendidikan
Tujuan pendidikan
berada ditengah dalam kontinum tujuan.
Tujuan pendidkn lebih spesifik dibanding tujuan global dan lebih umum daripada
tujuan instruksional.
Tujuan
instruksional
Tujuan instruksional
berfungsi untuk memokuskan pembelajaran dan ujian pada materi pembelajaran yang
sangat spesifik dan sempit yang diplajari siswa pada waktu tertentu. Tujuan
instruksional jauh lebih spesifik dibandigkan dengan tujuan pendidikan.
Apa
yag bukan tujuan
Tujuan menentukan
hasil, akibat-akibat dan perubahan-perubahan yang diharapkan.
Aktivitas-aktivitas pembelajaran merupakan cara untuk mencapai tujuan. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas pembelajaran jika direncanakan
dengan tepat dan dilaksanakan dengan baik, berbuah pada pencapaian tujuan
tujuan yang telah di rumuskan.
Pendeknya, penting bgi
kita untuk membedakan antara tujuan pendidikan dan aktifitas pembelajaran atau
asesmen.
Problematika
tujuan
Kendati telah digunakan
banyak pihak dimana-mana, tujuan dalam bidang pendidikan memiiki keterbatasan
dan konseuesi tertentu.
·
Spesifikasi dan inklusifitas
·
Tujuan yang kaku
·
Tujuan mempresentsikan proses belajar
atau prestasi siswa
·
Keterbatasan rumusan tujuan
BAB III
DIMENSI PROSES KOGNITIF
Proses
kognitif dalam meretensi dan mentrasfer
Apa proses-proses
kognitif yang digunakan untuk meretensi dan mentrasfer? Kategori proses
kognitif yang paling dekat dengan meretensi mengingat, sedangkan lima kategori
lainya merupakan proses-proses kognotif yang dipakai untuk mentrasfer.
Kategori
kategori dalam dimensi proses kognitif
1. Mengingat
Adalah
proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang.
Pengetahuan ynag dibutuhkan ini bisa jadi pengetahuan factual, konseptual,
procedural atau meta kognitif atau kombinasi dari berbagai pegetahuan ini.
1.1 Mengenai
Adalah mengambil pengetahuan yang
dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkanya dengan informasi
yan baru saja diterima
1.2 mengingat kembali
adalah mengambil pengetahuan yang
dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soalnya menghendaki demkian.
2. Memahami
Dikatakan
memahami jika siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan pesan pembelajaran,
baik yanag bersifat lisan, tulisan, grafis yang disampaikan melalui pengajaran
buku atau layar computer.
2.1 menafsirkan
menafsirkan
terjadi apabila ketika siswa mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk yang
lainya.
2.2 mencontohkan
proses
ini terjadi ketika siswa memberikan contoh tentang konsep atau prinsip umum.
2.3 menglasifikasikan
proses
ini terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu termasuk dalam kategori
tertentu.
2.4 merangkum
siswa
mngemuakakan satu alimat yang mempresentasiakan informasi yang diterima atau
mengabstraksikan sebuah tema.
2.5 menyimpulkan
menyertakan proses
menemukan pola dalam sejumlah contoh
2.6 membandingkan
proses
mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek.
2.7 menjelaskan
siswa
dapat membuat dan menggunakan model sebab akibat dalam sebuah sistem.
3.mengaplikasikan
Mengapikasikan berhubungan erat dengan
pengetahuan procedural.
3.1
mengeksekusi
3.2
mengimplementasiakan
4
menganalisis
Proses memecah mecah
materi jadi bagian bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian
dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhanya.
4.1 membedakan
memilah
milah bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur.
4.2 mengorganisasi
membangun
hubungan hubungan yang sistematis dan koheren antar potongan informasi.
4.3 mengatribusikan
menentukan
sudut pandang , pendapat, nilai atau tujuan di balik komunikasi.
5
mengevaluasi
Membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar.
5.1 memeriksa
Menguji inkonsistensi
atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk.
5.2 mengkeritik
Penilaian suatu produk
atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal.
6
mencipta
Menyusun elemen-elemen
jadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional.
6.1
merumuskan
Menggambarkan
masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria
tertentu.
6.2
merencanakan
Mempraktikan
langkah-langkah unruk menciptakan solusi yang nyata bagi suatu masalah.
6.3
memproduksi
Melaksanakan rencana
untuk menyeesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu
Proses
kognitif yang kontekstual dan tidak kontekstual
kita telah
membahas setiap proses kognitif secara sendiri-sendiri (yakni proses-proses
kognitif yang tidak kontekstual). Dalam bagian selanjutnya membicarakan
proses-proses kognitif yang kontekstual berarti menyatukan kembali proses
kognitif dengan dimensi pengetahuan.
Contoh
tujuan pendidikan yang kontekstual
empat jenis
pengetahuan: pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif.
o
Mengingat apa yang telah di pelajari
o
Memahami dan menggunakan apa yang telah
di pelajari
BAB 8
SKETSA PEMBELAJARAN NUTRISI
Sketsa pembelajaran ini
menggambarkan unit pelajaran tentang iklan yang dibuat dan diajarkan. Unit
pembelajaran ini memunyai empat tujuan dan diharapkan siswa dapat :
1.
Mengembangkan pengetahuan tentang skema
klasifikasi “daya tarik” yang menggambarkan segmen pasar yang disasar oleh
penulis iklan.
2.
Memeriksa pengaruh iklan pada “akal”
mereka dan memahami bagaimana pengaruh itu bekerja dalam dir imereka.
3.
Mengevaluasi iklan-iklan di tv dan di
Koran /majalah berdasarkan prinsip-prinsip daya tarik.
4.
Mencptakan sebuah iklan atau produk
mekanan yang mencerminkan pemahaman tentang cara mendesain iklan untuk
memengaruhi calon pembeli.
Dalam
rumusan tujuan pertama, petunjuk utamanya terdapat pada frasa “skema
klasifikasi daya tarik”. Dalam dimensi pengetahuan, pengetahuan tentang skema
klasifikasi merupakan pngetahuan konseptual.
Dalam rumusan tujuan kedua petunjuk utamanya tertera
dalam kata kerja “memeriksa” dan “memahami” memeriksa merupakan salh satu
proses kognitif dalam kategori mengevaluasi.
Menurut rumusan ketiga siswa diharapkan mengevaluasi daya
tarik iklan “berdasarkan prinsip-prinsip”. Pengetahuan tentang prinsip adalah
pengetahuan konseptual.
Dalm rumusan tujuan keempat penekanannya adalah
menciptakan iklan berdasarkan “ pemahaman siswa tentang cara mendesain iklan
untuk memengaaruhi calon pembeli”. Tujuan ini diklasifikasikan dalam
pengetahuan procedural.
Dapat dituliskan
kembali empat tujuan diatas dalam kerangka kasifikasi table taksonomi. Siswa
belajar :
1.
Mengngat dan memahami pengetahuan
konseptual (yakni skema klasifikasi daya tarik);
2.
Menevaluasi dan memahami pengetahuan
metakognitif (yaitu bagaiman apengatuh
iklan bekerja dalam diri siswa)
3.
Mengevaluasi berdasarkan pengeatahuan
konseptual( yakniprinsip prinsi daya tarik)
4.
Menciptakan pengetahuan procedural (
yaitu pengetahuan tentang caara mendesai iklan).
Bagian
2: aktivitas-aktivitas pembelajaran
Sebagian iklan mempunyai tujuan ekonomis (yakni berusaha
meyakinkan orang bahwa membli produk yang diiklankan berarti menghemat uang),
sedangkan sebagian iklan lainya menekankan kemudahan (yakni berusaha meyakinkan
orang bahwa membeli produk yang didiklankan berarti menghemat waktu dan tenaga).
Disimpulkan bahwa ini merupakan contoh daya tarik yang ditujukan iklan kepada
pemirsa televisi /calon pembeli.
Bagian
3: asesmen
diskusi dikelas
memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengetahui apakah siswa mengerti
tujuan tujuan pembelajaran atau tidak.
Bagian
4:komentar penutup
Pada bagian ini
akan menilik dan mengomentari sketsa pembelajaran ini dengan empat pertanyaan
pokok : pertanyaan tentang pembelajaran, pertanyaan tentang intruksi,
pertanyaan tentang asesmen, dan pertanyaan tentang kesesuaian diantara ketiga
komponen itu.
Pertanyaan
tentang pembelajaran
tujuan unit pebelajaran
ini adalah siswa belajar menciptakan iklan-iklan tentang produk-produk makanan
, dan iklan ini mencerminkan pemahaman mereka tenytang bagaimana mendesain
iklan untuk mempengaruhi calon pembeli.
Prtanyaan
tentang intruksi
Adalah menarik bahwa urutan-urutan pembelajaranya selaras
dengan urutan rumusan-rumusan tujuanya.ini diguakan untuk menggerakan siswa
dari mengingat dan memahami pengetahuan konseptual ke memahami dan menganalisis
pengetahuan metakognitif ke mengevaluasi iklan-iklan berdasarkan pengetahuan
konseptual ke mencptakan klan-iklan berdasarkan pengetahuan procedural.
Pertanyaan
tentang asesmen
Memakai asesmen informal untuk mengetahui perkembangan
belajar siswa dalam mencapai tiga tujuan pertama.maka dari itu asesmen-asesmen ini
merupakan asesmen formatif.
Pertanyaan
tentang kesesuaianya
Secara keseluruhan,
tingkat kesesuaian antar tujuan , aktivitas pembelajaran, dan asesmen sangat
tinggi.
Bagian
5: pertanyaan-pertanyaan penutup
1. Cukupkah
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara tujuan, aktivitas-aktivitas
pembelajaran, dan asesmenya hanya dengan melihat baris dan kolom dalam table
taksonomi?
2. Apakah
keteribatan siswa dalam mebuat rubrik-rubrik pensokoran menjadi validitasnya
rendah?
3. Apakah
kelebihan dan kekurangan dari aktivitas-aktivitas pembelajaran yang berfungsi
ganda, yakni sebagai cara untuk mengajar dan cara untuk mengakses?
Masalah kedua adalah
kesulitan untuk menentukan kapan pengajaran berakhir dan asesmen bermula.
BAB 14
MENGURAI MASALAH-
MASALAH PELIK DALAM PEMBELAJRAN DI KELAS
Dalam bab ini dibahas
sembeilan kesimpulan.
Dua kesimpulan diantaranya berkaitan dengan pertanaan
tentang pembelajaran.
1.
Transfer dan retensi adalah dua tujuan
pembelajaran yang penting.
2.
Proses-proses kognitif berbeda-beda,
demikian pula dengan jenis-jenis pengetahuanya.
Dua
kesimpulan berhubungan denganperanyaan tentang instruksi
1.
Jenis-jenis pengetahuan tertentu
biasanya berpasangan dengan proses-proses kognitif tertentu
2.
Ketidak mampuan untuk membedakan
aktivitas-aktivitas pembelajaran dari tujuan-tujuan pendidikan dapat
berpengaruh negative bagi pembelajarn siswa.
Dua
kesmpulan berkaitan dengan pertanyaan tentang asesmen.
1.
Asesmen mempunyai beragam tujuan, dua
tujuan pokok diantaranya adalah meningkatkan pembelajaran siswa (asesmen formatif)
dan menentukan nilai siswa yang mencerminkan tingkat pembelajaranya (asemen
sumatif). Keduanya penting dan bermanfaat untuk meningkatkan intruksi dan
pembelajaran.
2.
Asesmen eksternal berpengaruh positif
dan negative pada pembelajaran di kelas.
Tiga
kesimpulan bertalian dengan pertanyaan tentang kesesuainya.
1.
Jika asesmen tidak sesuai dengan tujuan,
asesmenya tidak dapat memberi bukti yang jelas tentang pembelajaran siswa yang
diinginkan.
2.
Apabila aktivitas-aktivitas pembelajaran
tidak sesuai dengan asesmen, hasil asesmenya mungkin menunjukan bahwa
pembelajaranya tidak efektif.
3.
Kalau aktivitas-aktifitas pembelajaran
tidak bersesuaian dengan tujuan, siswa terlibat aktif dalam aktivitas-aktifitas pembelajaran itu,
tetapi tidak mencapai hasil-hasil yang diharapkan.
Kesimpulan
perihal pembelajaran
Mengggunakan
proses-proses kognitif yang kompleks untuk mencapai tujuan-tujuan yang sederhana.
Untuk menguasai pegetahuan yang konseptual dan
pengetahuan procedural yang mesti ada dalam tulisan persuasive, dalam menulis
tajuk rencana, siswa dapat menganalisis , mengevaluasi, dan mencipta
berdasarkan materi unit pelajaran itu.inti dari sketsa pembelajaran gunung
berapi adalah “restrukturisasi konsep dan pembelajaran yang bermakna”.
Signifikasi
penggunaan kategori-kategori proses kognitif yang kompleks.jikalu megingat
,memahami, dan mengaplikasikan acapkali bertalian dengan pengetahuan yang
spesifik ,menganalisis, mengevaluasi dan mencipta cendrung menjadi
kategori-kategori proses kognitif yang lebih umum. menganalisis, mengevaluasi
dan mencipta cenderung digunakan dengan dan pada beragam jenis pengetahuan.sebagai
aktivitas pembelajaran menganalisis, mengevaluasi dan mencipta juga dapat
digunakan untuk memudahkan proses mengingat, memahami dan mengaplikasikan.
Manfaat table taksonomi
Dapat menjelaskan bahwa
kategori-kategori proses kognitif yang kompleks dalam pembelajaran di kelas.atau
dapat digunakan sebagai aktivitas-aktivitas yang memudahkan siswa dalam
mempelajari tujuan tujuan pembelajaran yang berupa kategori-kategori proses
kognitif yang kurang kompleks.
Signifikasi
penggunaan jenis-jenis pengetahuan
Para pendidik menggunakan beragam strategi pembelajaran
untuk mengajarkan jenis jenis pengetahuan yang berbeda. Pengetahuan factual
biasanya diajarakan dengan mengulang ngulang. Sebaliknya sebagai sub jenis
pengetahuan konseptual sebaliknya diajarkan dengan membuat contoh-contoh yang
termasuk dalam kategori pengetahuan konsetual atau yang bukan. Mengajarkan
pengetahuan procedural kerap kali lebih efektiv jika siswa diberi atau diminta
mebat diagram atau semacamnya. Pengetahuan meta kognitif sering kali diajarkan
dengan menekankan aktivitas-aktivitas untuk mengatur diri sendiri,dan
pengetahuan metakognitif berkembang dalam waktu yang lama, biasanya lebih dari
satu semester. Mengubah metode pengajaran untuk satu jenis pengetahuan ke
metode pengajaran lain untuk jenis pengetahuan lain akan membantu siswa
mengembangkan proses-proses kognitif
yang kompleks.
Kesimpulan
perihal pembelajaran
Memahami
hubungan antara jenis pengetahuan dan proses kognitif.
Pengetahuan factual diingat, pengetahuan konseptual
dipahami, pengetahuan procedural diaplikasikan.
Jika pengetahuan
factual sering dipasangkan dengan menginngat , pengetahuan konseptual dengan
memahami, dan pengetahuan procedural dengan dengan mengaplikasikan, bagaimana
dengan pengetahuan metakognitif menganalisis, mencipta dan mengevaluasi.
Kesimpulan
perihal asesmen
Menggunakan
asesmen sumatif dan asesmen formatif
Guru mengakses siswa
dengan dua tujuan:
1.
untuk memonitor pembelajaran siswa dan
memperbaiki pembelajaranya, demi kepentingan individual dan koektif siswa
asesmen
dengan tujuan pertama disebut asesmen formatif lantaran fungsi utamanya adalah
membentu siswa belajar selama masih ada waktu dan kesematan bagi siswa untuk
meningkatkan pembelajaranya. Asesmen dengan tujuan kedua dinamakan asesmen
sumatif sebab fungsi utamanya adalah menyimpulkan pembelajaran siswa pada akhir
periode pembelajaran.
Kesimpulan
perihal kesesuaian antara tujuan ,aktivitas pembelajran dan asesmen
Menyesuaikan
asesmen dengan tujuan
Pertama, unit
pembelajran berisikan materi tentang beragamm peristiwa dan eksperimen yang
jalin- menjalin dan saling bersangkutan dan guru mengalami kesulitan untuk
mengajarkan semua itu.
Kedua, guru boeh jadi tidak benar-benar memahami tujuan tujuan yang dibuat pada awal
perencanan unit pembelajran.
Ketiga, sebagian guru merumuskan tujuan-tujuan dengan
prespektif jangka panjang.
Keempat, penyebab ketidaksesuaian antara asesmen dan
tujuan bukan berasal dari guru.
Masalah
masalah yang belum terselesaikan
o
perencaan
dan analisis yang lebih matang
o
hubungan
antara tujuan dan pembelajaran
o
format
tes piliha ganda yang tak kunjung maju
o
tori
belajar dan kognisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar