Kamis, 01 Mei 2014

judul buku : A taxonomy for learning, teaching and assessing – a revision of bloom’s taxonomy of educational objectives
penulis : Lorin W. Anderson, David R Krathwohl







BAB 1
PENDAHULUAN

K
ita manusia mempunyai tujuan-tujuan hidup, dan tujuan-tujuan hidup ini membantu kita memfokuskan perhatian dan tindakan kita. Tujuan-tujuan tersebut mengindikasiak apa yang akan kita capai. Dalam dunia pendidikan, tujuan-tujuan yang dirumuskan mengindikasikan apa yang kita ingin para siswa mempelajarinya. Tujuan-tujuan pendidikan adalah “rumusan emplisit tentang tata cara untuk mengubah siswa melalaui proses pendidikan”. Aspek beralasan dari pengajaran ini bertalian dengan apa tujuan-tujuan yang ditetapkan guru
 pada siswanya. Sementara itu, aspek kesengajaanya berkaitan dengan bagaimana guru membantu siswa meraih tujuan-tujuan tersebut. Tujuan-tujuan (objective) yang ditetapkan guru ini bisa bersifat eksplisit atau emplisit, mudah dipahami atau tersamar, mudah atau sulit diukur.
            Kebutuhan akan taksonomi pendidikan
Kriteria yang tepat untuk menyeleksi objek, pengalaman dan ide yang sama dibuat berdasarkan prinsip-prinsip klasifikasi tertentu  prinsip-prinsip untuk membedakan kategori-kategori tersebut. Supaya kerangka dapat menigkatkan pemahaman , kita harus mengetahui ciri pokkok setiap karegori.
Taksonomi adalah sbuah kerangka piker khusus. Dalam sebuah taksonomi, kategori-kategorinya bersifat kontinum.taksonomi revisi ini memiliki dua dimensi yaitu proses kognitif dan proses pengetahuan.
Meningkatkan dan memanfaatkan penambahan kita
Setelah mengetahui lebih memahami suatu tujuan dengan tebel taksonomi, bagaimana sebenarnya pemahaman kita yang lebih baik ini bermanafaat bagi kita? Para guru berguat dengan masalah masalah pendidikan , pengajaran,dan proses belajar. Empat pertanyaan terpenting meyangkut masalahmaslah tersebut adalah:
1.      Apa yang perlu dipelajari oleh siswa dari belajar di sekolah dan ruang kelas dalam waktu yang terbatas? (pertanyaan tentang pembelajaran {learning}).
2.      Bagaimanakah rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level level belajar yang tinggi bagi banyak siswa?(pertanyaan yentang pembelajaran {instruction})
3.      Bagaimanakah guru memilih atau merancang instrument-instrumen dan prosedur-prosedur asesmen yang menghasilkan inforamasi akurat tentang saberapa bagus hasil belajar siswa?(pertanyaan tentang asesmen)
4.      Bagaimanakah guru yakin bahwa tujuan, aktivitas pembelajaran dan asesmenya saling bersesuaian? (pertanyaan tentang kesesuaian komponenya).
Table taksonomi dan pembelajaran
Dasar dari pengetahuan konseptual adalah kategori dan klasifikasi, maka pembelajran yang memiliki dua tujuan tersebut harus membantu siswa memasukan suatu system pemerintahan kedalam kategori-kategori dan klasifikasi-klasifikasi yang inheren pada tujuan itu.
Lepas dari rumusan tujuan tersebut, ketika pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan tujuan yang di klasifikasikan sebagai menganalisis pengetahuan konseptual, guru akan melakukan aktivitas aktivitas untuk:
·       Memfokuskan perhatian siswa pada kategori kategori dan klasifikasi-klasifikasi
·       Memberika contoh-contoh dan bukan contoh yang membant siswa memasukan sesuatu kedalam kategori yang tepat
·       Membantu siswa menemukan kategori-kategori yang tepat dalm sistem klasifikasi yang lebih besar.
·       Menekankan perbedaan-perbedaan yang lebih relevan dan penting diantara kategori-kategori tersebut dalam sistem klasifikasi yang lebih besar.
Rencana pembelajaran dengan tujuan-tujuan yang di klasifikasikan senagai mengingat pengetahuan factual akan mendorong guru:
·       Selalu mengingatkan siswa akan detail-detail tertentuyang harus diingat
·       Mengajarkan strategi dan teknik-teknik tertentu untuk membantu siswa mengingat pengetahuan yang relevan.
·       Member kesempatan siswa untuk mempraktikan strategi-strategi dan teknik- teknik tersebut.



BAB 2
STRUKTUR, SPESIFIKASI, DAN PROBLEMATIKA TUJUAN


Struktur tujuan
Model tujuan dalam bidang bidanag pendidikan yang paling banyak dipakai didasarkan pada model ralph tyler (1949). Tyler berpendapat bahwa “ rumusan tujua yang palaing beranfaat adalah rumusan yang menunjukan jenis perilaku yang akan diajarkan kepada para siswa da nisi pembelajaran… yang membuat siswa menunjukan perilku itu”.
Isi versus pengetahuan
Definisi isi yang paling dekat dengan topik pembicaraan adalah “ materi yang dibicarakan dalam sebuah bidang kajian”. Isi adalah substansi dari suatu materi kajian.
Sedangkan “pengetahuan adalah yang dimiliki bersama oleh para ilmuan di satu bidang kajian dari waktu e waktu” yang menjadi kajian dari disipln ilmu mereka. Oleh karnanya lebih memakai istilah pengetahuan (bukan isi) untuk menunjukan bahwa semua disiplin ilmu selalu berubah dan berkembang selaras dengan konsensus-konsensus anyar yang diterima dalam disiplin- disipin ilmu tersebut.

Spesifikasi tujuan
Krathwohl dan payne (1971) menyebut tiga tingkat spesifikasi , yakni tujuan global,tujuan pendidikan , dan tujuan instruksional.
Tujuan global
tujuan global merupakan hasil belajar yang kompleks dan multi faset, dan untuk mencapainya dibutuhkan pembelajaran yang lebih serius dan alokasi waktu yang lebih panjang.
Tujuan global berfungsi sebagai visi masa depan dan seruan yng tegas kepada para pembuat kebijakan, pembuat kurikulum, guru dan masyarakat luas. Maka tujuan gobal adalah “ sesuau yang sekarang belum tercapai , sesuatu yang hendak dicapai dituju atau diwujudkan.
Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan berada ditengah dalam  kontinum tujuan. Tujuan pendidkn lebih spesifik dibanding tujuan global dan lebih umum   daripada tujuan instruksional.

Tujuan instruksional
Tujuan instruksional berfungsi untuk memokuskan pembelajaran dan ujian pada materi pembelajaran yang sangat spesifik dan sempit yang diplajari siswa pada waktu tertentu. Tujuan instruksional jauh lebih spesifik dibandigkan dengan tujuan pendidikan.
Apa yag bukan tujuan
Tujuan menentukan hasil, akibat-akibat dan perubahan-perubahan yang diharapkan. Aktivitas-aktivitas pembelajaran merupakan cara untuk mencapai tujuan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas pembelajaran jika direncanakan dengan tepat dan dilaksanakan dengan baik, berbuah pada pencapaian tujuan tujuan yang telah di rumuskan.
Pendeknya, penting bgi kita untuk membedakan antara tujuan pendidikan dan aktifitas pembelajaran atau asesmen.
Problematika tujuan
Kendati telah digunakan banyak pihak dimana-mana, tujuan dalam bidang pendidikan memiiki keterbatasan dan konseuesi tertentu.
·       Spesifikasi dan inklusifitas
·       Tujuan yang kaku
·       Tujuan mempresentsikan proses belajar atau prestasi siswa
·       Keterbatasan rumusan tujuan


BAB III
DIMENSI PROSES KOGNITIF

Proses kognitif dalam meretensi dan mentrasfer
Apa proses-proses kognitif yang digunakan untuk meretensi dan mentrasfer? Kategori proses kognitif yang paling dekat dengan meretensi mengingat, sedangkan lima kategori lainya merupakan proses-proses kognotif yang dipakai untuk mentrasfer.
Kategori kategori dalam dimensi proses kognitif
1.      Mengingat
Adalah proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan ynag dibutuhkan ini bisa jadi pengetahuan factual, konseptual, procedural atau meta kognitif atau kombinasi dari berbagai pegetahuan ini.
1.1  Mengenai
Adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkanya dengan informasi yan baru saja diterima
1.2  mengingat kembali
adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soalnya menghendaki demkian.
2.      Memahami
Dikatakan memahami jika siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan pesan pembelajaran, baik yanag bersifat lisan, tulisan, grafis yang disampaikan melalui pengajaran buku atau layar computer.
2.1  menafsirkan
menafsirkan terjadi apabila ketika siswa mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk yang lainya.
2.2  mencontohkan
proses ini terjadi ketika siswa memberikan contoh tentang konsep atau prinsip umum.
2.3  menglasifikasikan
proses ini terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu termasuk dalam kategori tertentu.
2.4  merangkum
siswa mngemuakakan satu alimat yang mempresentasiakan informasi yang diterima atau mengabstraksikan sebuah tema.

2.5  menyimpulkan  
menyertakan proses menemukan pola dalam sejumlah contoh
2.6  membandingkan
proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek.
2.7  menjelaskan
siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab akibat dalam sebuah sistem.
3.mengaplikasikan
 Mengapikasikan berhubungan erat dengan pengetahuan procedural.
3.1 mengeksekusi
3.2 mengimplementasiakan

4 menganalisis
Proses memecah mecah materi jadi bagian bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhanya.
4.1  membedakan
memilah milah bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur.

4.2  mengorganisasi
membangun hubungan hubungan yang sistematis dan koheren antar potongan informasi.
4.3  mengatribusikan
menentukan sudut pandang , pendapat, nilai atau tujuan di balik komunikasi.
5 mengevaluasi
Membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.
5.1 memeriksa
Menguji inkonsistensi atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk.
5.2 mengkeritik
Penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal.
6 mencipta
Menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional.
6.1 merumuskan
Menggambarkan masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu.
6.2 merencanakan
Mempraktikan langkah-langkah unruk menciptakan solusi yang nyata bagi suatu masalah.
6.3 memproduksi
Melaksanakan rencana untuk menyeesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu
Proses kognitif yang kontekstual dan tidak kontekstual
            kita telah membahas setiap proses kognitif secara sendiri-sendiri (yakni proses-proses kognitif yang tidak kontekstual). Dalam bagian selanjutnya membicarakan proses-proses kognitif yang kontekstual berarti menyatukan kembali proses kognitif dengan dimensi pengetahuan.

Contoh tujuan pendidikan yang kontekstual
empat jenis pengetahuan: pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif.
o   Mengingat apa yang telah di pelajari
o   Memahami dan menggunakan apa yang telah di pelajari


BAB 8
SKETSA PEMBELAJARAN NUTRISI
Sketsa pembelajaran ini menggambarkan unit pelajaran tentang iklan yang dibuat dan diajarkan. Unit pembelajaran ini memunyai empat tujuan dan diharapkan siswa dapat :
1.      Mengembangkan pengetahuan tentang skema klasifikasi “daya tarik” yang menggambarkan segmen pasar yang disasar oleh penulis iklan.
2.      Memeriksa pengaruh iklan pada “akal” mereka dan memahami bagaimana pengaruh itu bekerja dalam dir imereka.
3.      Mengevaluasi iklan-iklan di tv dan di Koran /majalah berdasarkan prinsip-prinsip daya tarik.
4.      Mencptakan sebuah iklan atau produk mekanan yang mencerminkan pemahaman tentang cara mendesain iklan untuk memengaruhi calon pembeli.

Dalam rumusan tujuan pertama, petunjuk utamanya terdapat pada frasa “skema klasifikasi daya tarik”. Dalam dimensi pengetahuan, pengetahuan tentang skema klasifikasi merupakan pngetahuan konseptual.
            Dalam rumusan tujuan kedua petunjuk utamanya tertera dalam kata kerja “memeriksa” dan “memahami” memeriksa merupakan salh satu proses kognitif dalam kategori mengevaluasi.
            Menurut rumusan ketiga siswa diharapkan mengevaluasi daya tarik iklan “berdasarkan prinsip-prinsip”. Pengetahuan tentang prinsip adalah pengetahuan konseptual.
            Dalm rumusan tujuan keempat penekanannya adalah menciptakan iklan berdasarkan “ pemahaman siswa tentang cara mendesain iklan untuk memengaaruhi calon pembeli”. Tujuan ini diklasifikasikan dalam pengetahuan procedural.
Dapat dituliskan kembali empat tujuan diatas dalam kerangka kasifikasi table taksonomi. Siswa belajar :
1.      Mengngat dan memahami pengetahuan konseptual (yakni skema klasifikasi daya tarik);
2.      Menevaluasi dan memahami pengetahuan metakognitif  (yaitu bagaiman apengatuh iklan bekerja dalam diri siswa)
3.      Mengevaluasi berdasarkan pengeatahuan konseptual( yakniprinsip prinsi daya tarik)
4.      Menciptakan pengetahuan procedural ( yaitu pengetahuan tentang caara mendesai iklan).

Bagian 2:  aktivitas-aktivitas pembelajaran
            Sebagian iklan mempunyai tujuan ekonomis (yakni berusaha meyakinkan orang bahwa membli produk yang diiklankan berarti menghemat uang), sedangkan sebagian iklan lainya menekankan kemudahan (yakni berusaha meyakinkan orang bahwa membeli produk yang didiklankan berarti menghemat waktu dan tenaga). Disimpulkan bahwa ini merupakan contoh daya tarik yang ditujukan iklan kepada pemirsa televisi /calon pembeli.
Bagian 3: asesmen
            diskusi dikelas memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengetahui apakah siswa mengerti tujuan tujuan pembelajaran atau tidak.

Bagian 4:komentar penutup
            Pada bagian ini akan menilik dan mengomentari sketsa pembelajaran ini dengan empat pertanyaan pokok : pertanyaan tentang pembelajaran, pertanyaan tentang intruksi, pertanyaan tentang asesmen, dan pertanyaan tentang kesesuaian diantara ketiga komponen itu.
Pertanyaan tentang pembelajaran
tujuan unit pebelajaran ini adalah siswa belajar menciptakan iklan-iklan tentang produk-produk makanan , dan iklan ini mencerminkan pemahaman mereka tenytang bagaimana mendesain iklan untuk mempengaruhi calon pembeli.
Prtanyaan tentang intruksi
            Adalah menarik bahwa urutan-urutan pembelajaranya selaras dengan urutan rumusan-rumusan tujuanya.ini diguakan untuk menggerakan siswa dari mengingat dan memahami pengetahuan konseptual ke memahami dan menganalisis pengetahuan metakognitif ke mengevaluasi iklan-iklan berdasarkan pengetahuan konseptual ke mencptakan klan-iklan berdasarkan pengetahuan procedural.
Pertanyaan tentang asesmen
            Memakai asesmen informal untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dalam mencapai tiga tujuan pertama.maka dari itu asesmen-asesmen ini merupakan asesmen formatif.
Pertanyaan tentang kesesuaianya
            Secara keseluruhan, tingkat kesesuaian antar tujuan , aktivitas pembelajaran, dan asesmen sangat tinggi.

Bagian 5: pertanyaan-pertanyaan penutup

1.      Cukupkah untuk menentukan tingkat kesesuaian antara tujuan, aktivitas-aktivitas pembelajaran, dan asesmenya hanya dengan melihat baris dan kolom dalam table taksonomi?
2.      Apakah keteribatan siswa dalam mebuat rubrik-rubrik pensokoran menjadi validitasnya rendah?
3.      Apakah kelebihan dan kekurangan dari aktivitas-aktivitas pembelajaran yang berfungsi ganda, yakni sebagai cara untuk mengajar dan cara untuk mengakses?
Masalah kedua adalah kesulitan untuk menentukan kapan pengajaran berakhir dan asesmen bermula.

BAB 14
MENGURAI MASALAH- MASALAH PELIK DALAM PEMBELAJRAN DI KELAS

Dalam bab ini dibahas sembeilan kesimpulan.
            Dua kesimpulan diantaranya berkaitan dengan pertanaan tentang pembelajaran.
1.      Transfer dan retensi adalah dua tujuan pembelajaran yang penting.
2.      Proses-proses kognitif berbeda-beda, demikian pula dengan jenis-jenis pengetahuanya.
Dua kesimpulan berhubungan denganperanyaan tentang instruksi
1.      Jenis-jenis pengetahuan tertentu biasanya berpasangan dengan proses-proses kognitif tertentu
2.      Ketidak mampuan untuk membedakan aktivitas-aktivitas pembelajaran dari tujuan-tujuan pendidikan dapat berpengaruh negative bagi pembelajarn siswa.
Dua kesmpulan berkaitan dengan pertanyaan tentang asesmen.
1.      Asesmen mempunyai beragam tujuan, dua tujuan pokok diantaranya adalah meningkatkan pembelajaran siswa (asesmen formatif) dan menentukan nilai siswa yang mencerminkan tingkat pembelajaranya (asemen sumatif). Keduanya penting dan bermanfaat untuk meningkatkan intruksi dan pembelajaran.
2.      Asesmen eksternal berpengaruh positif dan negative pada pembelajaran di kelas.
Tiga kesimpulan bertalian dengan pertanyaan tentang kesesuainya.
1.      Jika asesmen tidak sesuai dengan tujuan, asesmenya tidak dapat memberi bukti yang jelas tentang pembelajaran siswa yang diinginkan.
2.      Apabila aktivitas-aktivitas pembelajaran tidak sesuai dengan asesmen, hasil asesmenya mungkin menunjukan bahwa pembelajaranya tidak efektif.
3.      Kalau aktivitas-aktifitas pembelajaran tidak bersesuaian dengan tujuan, siswa terlibat aktif dalam aktivitas-aktifitas pembelajaran itu, tetapi tidak mencapai hasil-hasil yang diharapkan.

Kesimpulan perihal pembelajaran
Mengggunakan proses-proses kognitif yang kompleks untuk mencapai tujuan-tujuan  yang sederhana.
            Untuk menguasai pegetahuan yang konseptual dan pengetahuan procedural yang mesti ada dalam tulisan persuasive, dalam menulis tajuk rencana, siswa dapat menganalisis , mengevaluasi, dan mencipta berdasarkan materi unit pelajaran itu.inti dari sketsa pembelajaran gunung berapi adalah “restrukturisasi konsep dan pembelajaran yang bermakna”.
            Signifikasi penggunaan kategori-kategori proses kognitif yang kompleks.jikalu megingat ,memahami, dan mengaplikasikan acapkali bertalian dengan pengetahuan yang spesifik ,menganalisis, mengevaluasi dan mencipta cendrung menjadi kategori-kategori proses kognitif yang lebih umum. menganalisis, mengevaluasi dan mencipta cenderung digunakan dengan dan pada beragam jenis pengetahuan.sebagai aktivitas pembelajaran menganalisis, mengevaluasi dan mencipta juga dapat digunakan untuk memudahkan proses mengingat, memahami dan mengaplikasikan.
            Manfaat table taksonomi
Dapat menjelaskan bahwa kategori-kategori proses kognitif yang kompleks dalam pembelajaran di kelas.atau dapat digunakan sebagai aktivitas-aktivitas yang memudahkan siswa dalam mempelajari tujuan tujuan pembelajaran yang berupa kategori-kategori proses kognitif yang kurang kompleks.    
Signifikasi penggunaan jenis-jenis pengetahuan
            Para pendidik menggunakan beragam strategi pembelajaran untuk mengajarkan jenis jenis pengetahuan yang berbeda. Pengetahuan factual biasanya diajarakan dengan mengulang ngulang. Sebaliknya sebagai sub jenis pengetahuan konseptual sebaliknya diajarkan dengan membuat contoh-contoh yang termasuk dalam kategori pengetahuan konsetual atau yang bukan. Mengajarkan pengetahuan procedural kerap kali lebih efektiv jika siswa diberi atau diminta mebat diagram atau semacamnya. Pengetahuan meta kognitif sering kali diajarkan dengan menekankan aktivitas-aktivitas untuk mengatur diri sendiri,dan pengetahuan metakognitif berkembang dalam waktu yang lama, biasanya lebih dari satu semester. Mengubah metode pengajaran untuk satu jenis pengetahuan ke metode pengajaran lain untuk jenis pengetahuan lain akan membantu siswa mengembangkan proses-proses kognitif   yang kompleks.


Kesimpulan perihal pembelajaran

Memahami hubungan antara jenis pengetahuan dan proses kognitif.
            Pengetahuan factual diingat, pengetahuan konseptual dipahami, pengetahuan procedural diaplikasikan.
Jika pengetahuan factual sering dipasangkan dengan menginngat , pengetahuan konseptual dengan memahami, dan pengetahuan procedural dengan dengan mengaplikasikan, bagaimana dengan pengetahuan metakognitif menganalisis, mencipta dan mengevaluasi.

Kesimpulan perihal asesmen
Menggunakan asesmen sumatif dan asesmen formatif
Guru mengakses siswa dengan dua tujuan:
1.      untuk memonitor pembelajaran siswa dan memperbaiki pembelajaranya, demi kepentingan individual dan koektif siswa
2.      untuk memberi nilai kepada siswa yag telah mengikuti rangkaian pembelajaran
asesmen dengan tujuan pertama disebut asesmen formatif lantaran fungsi utamanya adalah membentu siswa belajar selama masih ada waktu dan kesematan bagi siswa untuk meningkatkan pembelajaranya. Asesmen dengan tujuan kedua dinamakan asesmen sumatif sebab fungsi utamanya adalah menyimpulkan pembelajaran siswa pada akhir periode pembelajaran.

Kesimpulan perihal kesesuaian antara tujuan ,aktivitas pembelajran dan asesmen

Menyesuaikan asesmen dengan tujuan
            Pertama, unit pembelajran berisikan materi tentang beragamm peristiwa dan eksperimen yang jalin- menjalin dan saling bersangkutan dan guru mengalami kesulitan untuk mengajarkan semua itu.
            Kedua, guru boeh jadi tidak benar-benar memahami  tujuan tujuan yang dibuat pada awal perencanan unit pembelajran.
            Ketiga, sebagian guru merumuskan tujuan-tujuan dengan prespektif jangka panjang.
            Keempat, penyebab ketidaksesuaian antara asesmen dan tujuan bukan berasal dari guru.
Masalah masalah yang belum terselesaikan
o   perencaan dan analisis yang lebih matang
o   hubungan antara tujuan dan pembelajaran
o   format tes piliha ganda yang tak kunjung maju
o   tori belajar dan kognisi






































              







Tidak ada komentar:

Posting Komentar