B.R. Hergenhahn,Matthew H. Olson
BAB 1
APA ITU BELAJAR ?
B
|
Elajar
menurut American heritage dictionary mendefinisikan sebagai berikut: “to gain
knowledge, comprehension, or mastery though experienceor study”. [ untuk
mendapatkan pengetahuan, pemahaman, atau penguasaan melalui pengalaman dan
studi].
Sedangkan
menurut kimble (1961, h.6), belajar adalah perubahan yang relative permanen
didalam hebavioral potentiality(potensi hebaviotal) yang terjadi sebagai akibat
dari reinforced practice (Praktik yang diperkuat).
Akan
tetapi kebanyakan teorisi belajar memandang belajar sebagai sebuah proses yang memperantai perilaku. Menurut mereka
belajar adalah sesuatu yang terjadi sebagai hasil atau akibat dari pengalaman
dan mendahului perubahan prilaku.
Dalam hal ini setidaknya kita
mendapati dua macam problem. Pertama seberapa lamakah perubahan prilaku harus
bertahamn sebelum sebelum mengatakan
bahwa proses belajar telah kelihatan hasilnya?. Jelas kejadian ini dan efeknya
mungkin akan datang dan pergi dengan cepat, tetapi hasil dari belajar akan
terus menetap sampai ia di lupakan atauu muncul hasil belajar baru yang
menggantikan hasil belajar yang lama.
Ada problem lain yang masih terkait
yang lebih serius. Sejumlah psikolog mengarahkan perhatianya pada fenomena yang
disebut short term memory (memori jangka pendek) mereka menemukan bahwa
jika informasi yang asing, seperti kata kata yang tak bisa dipahami, diberikan
kepada seseorang dalam suat percobaan dimana informasi itu tidak diulang-
ulang, orang itu akan mengingat kata- kata itu scara hamper sempurna Selama
sekitar tiga detik saja. Tetapi dalam waktu 15 detik selanjutnya. Ingatan
mereka turun hingga hampir ke titik nol atau lupa sama skali. Meskipun ada
fakta bahwa informasi itu hilang dalam rentang waktu yang demikian pendek ,
kita tidak bisa dengan yakin mengatakan bahwa dalam hal ini tidak ada proses
belajar.
Sensitisasi
adalah proses proses dimana suatu organisme menjadi lebih responsif terhadap
aspek tertentu dalam lingkunganya.
Sedangkan habituasi adalah proses dimana suatu organisme menjadi kurang
responsive pada lingkunganya.
Istilah Belajar umum digunakan untuk
mendiskripsikan perubahan potensi perilaku yang berasal dari pengalaman. Akan
tetapi conditioning (pengkondisian, pensyaratan ) adalah istiah
yang
lebih spesifik yang dipakai untuk mendiskripsikan prosedur actual yang dapat
memodifikasi perilaku. Karnanya ada dua jenis pengkondisian , instrumental dan
classical.
Tujuan mengkaji proses blajar karna kebanyakan
prilaku manusia itu terbentuk melalui proses belajar, penelitian atas prinsip-
prinsip belajar akan membantu memahami mengapa kita berperilaku seprti apa yang
kita lakukan sekarang. Pemahaman tentang proses blajar akan menambah
pengetahuan bukan hanya tentang prilaku normal dan perilaku adaptif tetapi juga
situasi yang menmbukan prilaku mladprif dan perilaku abnormal (tidak normal).
BAB 2
PENDEKATAN UNTUK STUDI TENTANG BELAJAR
S
|
ulitya
melakukan pegamatan langsung terhadap pendekatan studi ini, menghasilkan metode
untuk mempelajari fenomena saat fenomena itu terjadi scara alamiah dinamakan naturalistic
observacion ( observasi naturalistik). Dengan teknik inikita melakukan
observasi atau pengamatan scara mendetail dan membuat catatan atas apa apa yang
telah dikaji.
Tetapi ada dua kekurangan utama
dalam pendekatan observasi naturaistik ini. Pertama, karna situasi kelas
sangatlah kompleks maka sulit untuk mengamati dan mecatat dengan akurat. Kedua,
ada kecenderungan untuk mengklasifikasi peristiwa ke daam bagian-bagian yang
mungkin terlalu komperhensif.
Observasi
naturalistik dapat menjadi langkah penting pertama untuk mengkaji proses
belajar.
Aspek aspek teori
Dalam dunia pegetahuan ilmiah
empirisme dan rasionalisme menyatu dalam scientific theory (teori ilmiah).
Teori ilmiah mengandung dua aspek penting. Pertama sebuah teori memilki formal
aspec (aspek formal), yang mencakup kata dan symbol yang ada dalam
teori. Kedua, sebuah teori memiliki empirical aspect (aspek empiris),
yang terjadi dari peristiwa-peristiwa fisik yang hendak dijelaskan oleh teori
itu. Meskipun hubungan antara aspek formal dan empiris dari suatu teori sangat
kompleks, perludicatat bahwa bagian formal dari teori boleh jadi masuk akal
dalam dirinya sendiri meskipun mungkin ia meganduk fikiran yang salah dalam
dunia fisik.
Sabuah
teori dalam ilmu pengetahuan adalah seperangkat konsep yang saling terkait yang
digunakan untuk menjelaskan sekumpulan data dan untuk membuat prediksi tentang
hasil dasi sesuatu kegiatan eksperimen dimasa depan. Hipotesis adalah prediksi spesifik yang berasal dari teori (yang
lebih umum dan komperhensif). Teori yang diakui saat ini adalah teori yang
banyak dari hipotesisnya benar (confirmed). Struktur teoretis dari teori teori
smacam itu karenanya adalah konsisten dangan sejumlah besar observasi. Akan
tetapi, apabila muncl data yang bertentangan dengan hipotesis yang berasal dari
suatu teori , maka ilmuan akan mulai mengonstruksi teori baru yang akan
memberikan interpretasi yang lebih baik atas data tersebut. Jadi teori- teori
yang didiskusikan scara ilmiah adalah teori yang sudah di verivikasi sampai
tingkat tertentu dan teori tidak memberikan prediksi yang keliru atau
bertentangan dengan data yang tersedia. Teori bukan sekedar dugaan atau tebakan.
Walaupun
tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk menemukan hukum – hukum (hubungan yang
dicermati antar kejadian), penelitian ilmiah tak cukup dengan mengamati dan
mencatat ratusan atau mungkin hubungan empiris. Ilmun biasanya berusaha
memahami suatu hukum yang mereka temukan, artinya mereka mencoba
mengelompokanya scara koheren. pengelompokan ini mempunyai dua fungsi: (1)
fungsi sintesis, yang berusaha menjelaskan scara sistematis sejumlah besar
observasi. (2) fungsi heuristik, yang menunjukan jalan ke riset selanjutnya.
Teori sebagai alat
Karna teori adalah alat riset, ia
tidak bisa dikatakan salah atau benar. Ia bisa dikatakan berguana atau tidak
berguna.
Jika
sebuah hipotesis yang dihsilkan oleh sebuah teori bisa dikonfirmasi atau
diterima, maka teori itu akan makin kuat. Jika hipotesis yang dihasilkan dari
teori itu tertolak, maka teori itu akan menjadi lemah dan harus direvisi atau
ditinggalkan.
Setiap eksperimen melibatkan sesuatu
yang perunahanya diukur yakni dependent variable ( variable terikat)
dan sesuatu yang dikontrol atau dimanipulasi oleh eksperimenter untuk melihat
efeknya terhadap variabel terikat yaitu independent variable ( variabel
lepas atau bebas).
BAB 3
GAGASAN AWAL TENTANG BELAJAR
EPISTEMOOGI DAN TEORI BELAJAR
E
|
pistemology
adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat pengetahuan. Epistemolg
mengajukan pertanyaan seperti apa itu pengetahuan ? apa yang bisa kita tahu ?
apa batas pegetahuan ? apa arti dari tahu dan mengetahui? Darimana asal
pengetahuan?. Padangan plato dan aristoteles tentang hakikat pengetahuan telah
memengaruhi kecenderungan filsafat yang masih bertahan sampai sekarang. Plato
percaya bahwa pengetahuan adala diwariskan dan, karenanya, merupakan kmponen
natural dari pikiran manusia. Sedangkan aristoteles percaya bahwa pengetahuan
berasal dari pengalaman indrawi dan tidak diwariskan.
Meskipun plato percaya bahwa
pengetahuan itu diwariskan dan aristoteles percaya bahwa pengetahuan berasal
dari indrawi, keduanya menunjukan contoh dari rationalism (rasioalisme)
karena keduanya percaya bahwa pikiran scara aktif terlibat dalam pemerolehan pengetahuan
Filsafat
plato dan aristoteles menunjukan kesulitan dalam penggunaan istilah filsfat
umum seperti rasionalis, nativis, dan
empiris. Ketiga label ini bisa diterapkan scara akurat untuk semua filusuf
yang yang berhubungan dengan persoalan sejarah teori belajar.
Plato adalah adalah murid paling
terkenal dari filsuf Socrates. Pemikiran palato dipengaruhi oleh kaum pytagorean. Kaum phytagorean percaya bahwa
alam semesta diatur oleh hubungan-hubungan numerik yang mempengaruhi dunia
fisik. Angka dan berbagai kombinasinya menyebabkan peristiwa di dunia fisik
terjadi. Dan kedua kejadian itu, angka kan kejadian empiris yang menyebabkanya,
adalah riil. Menurut penganut pytagorean, hal yang abstrak memiliki eksistensi
yang independen dan mampu mempengaruhi objek fisik.
TEORI PENGETAHUAN KENANGAN
Menurut
plato setiap objek didunia fisik memiliki ide atau bentuk abstrak yang
menyebabkanya. Semua objek fisik memiliki asal usul semacam itu. Hanya dengan
cara mengalihkan perhatian dari dunia fisik yang tak murni ke dunia ide,
merenunginya dengan mata fikiran, barulah kita dapat berharap mendapatkan
kembali pengetahuan sejati kita. Jadi semua pengetahuan adalah reminiscence
(kenangan).
Aristoteles dalah salah satu murid
plato. Namun aristoteles menganggap informasi indrawi adalah basis dari semua
pengetahuan. Dia menganggap bahwa kesan indra adalah awal dari kesan pikiran kemudian harus merenungi kesan ini
untuk menentukan hukum-hukum yang ada didalamnya. Aristoeles percaya bahwa
pengetahuan diperoleh dari pengalaman indra dan penalaran (pikiran)
Disini ada dua perbedaan utama
antara teori pengetahuan plato dengan aristoteles. Pertama, hukum,bentuk atau
alam yang dikaji aristoteles dianggap tidak memiliki eksistensi yang independen
dari manifestasi empirisnya, seperti yang diasumsikan plato.
AWAL
PSIKOLOGI MODERN
Rene Descartes (1596-1650) berusaha mengkaji semua penelitian filsafat
dengan sikap ragu. Dalam menjelaskan cara kerja pikiran , Descartes bersandar
pada innate
ideas ( ide bawaan). Ide bawaan bukan berasal dari pengalaman, tetapi
merupakan bagian integral dari pikiran.
Thomas
hobbes (1588-1679) menentang gagasan bahwa ide bawaan adalah sumber
pengetahuan. Dia berpendapat bahwa kesan indra adalah sumber dari pengetahuan.
John
locke (1632-1704) juga
menentang gagasan ide-ide bawaan.
Menurutnya, pikiran terdiri dari ide, dan ide datang dari pengalaman.
Goorge
Berkeley ( 1685-1753) dia tetap dianggap empiris karna
percaya isi fikiran berasal dari pengalaman realitas eksternal.
David
hume
(1711-1776) betul-betul percaya bahwa pengetahuan manusia terdiri dari dari
ide-ide yang entah bagaimana datang dari pengalaman dan dan kemudian diasosiasikan
melalui prinsip asosiasi.
Immanuel
kant (1724-1804)
analisis yang cermat terhadap pengalaman kita menurutnya akan
mengungkapakan kategori pemikiran tertentu.
PENGARUH
HISTORIS LAIN TERHADAP TEORI BELAJAR.
Thomas
reid (1710-1796) percaya bahwa pikiran
memiliki kekuatan sendiri, yang sangat memengaruhi cara kita memandang dunia.
Dia mengemukakan 27 fakultas pikiran, yang kebanyakan diantaranya adalah kawan.
Frans joseph gall ( 1758-1828) belajar
menurutnya berarti memperkuat fakultas pikiran dengan melatih bakat-bakat yang
diasosiasikan denganya.
Charles
Darwin (1809-1882) mendukung
gagasan evolusi biologis dengan menyajikan banyak bukti sehingga pandanganya
dikaji scara serius.
Herman
ebbinghaus (1858-1909) salah satu prinsip penting dari asosiasi adalah
hukum frekuensi yang menjadi focus risetnya.hukum frekuensi menyatakan bahwa
semakin sering suatu pengalaman terjadi, semakin mudah pengalaman itudiingat
atau dilakukan kembali.
MAHZAB PSIKOLOGI AWAL.
Voluntarisme
Aliran
ini didirikan oleh Wilhelm maximilliam wundht (1832 – 1920) . tujuanya adalah
untuk mempelajari kesdaran sebagaimana ia dialami scara langsung dan
mempelajari produk dari kesadaran seperti berbagai pencapaian kultural.
Stuktualisme
Mahzab
ini didiriakan oleh Edward titchener ( 1867-1927). Dalam pengertian ini proses
belajar diliha sebagai pngahalang kajian, bukan sebagai topi yang layak
distudi.
FUNGSIONALISME
Tokoh
pelopor penggerakan
fungsionalis adalah wilian james (1842-1910)
. kontribusi utama fungsionalis untuk teori belajar adalah bahwa mereka
mempalajari hubungan kesadaran dengan lingkungan, bukan mempelajarinya sebagai
fenomena tersendiri.
BEHAVIORISME
Didirikan
oleh john b Watson (1878-1958) yang
mengatkan bahwa kesadaran hanya dapat dipelajari melalui proses instrospeksi,
sebuah alat riset yang tidak bisa diandalkan.
BAB 6
CLARK LEONARD HULL
C
|
arlk
L hull (1884-1952) karirnya dapat dibagi
dalam tiga bagian terpisah. Perhatian utama adalah tes bakat atau kecakapan. Hull
seperti kebanyakan teorisi belajar fungsionalistik lainya, sangat dipengaruhi
oleh Darwin.tujuan teorinya adalah menjelaskan perilaku adptif dan untuk
memengaruhi variabel-variabel yang memengaruhinya.
PENDEKATAN
TEORISASI HULL
Pendekatan
hull dalam membangun suatu teori dinamakan hypotecical deductive (deduksi
hipotesis) atau logical deductive.
Dapat
dilihat bhwa teorisasi in menghasilkan system yang dinamis dan terbuka.
KONSEP TEORETIS UTAMA
Enam
belas ponsulat utama hull yang di kemukakan pada 1943.
1. sensing the eksternal environment and the
stimulus trace. Stimulasi eksternal memicu dorongan neural (sensoris)
afferent, yang bertahan lebih lama dibanding stimuasi environmental.
2. the infraction of sensoy impulse. (interaksi
dorongan sensori indrawi) mengindikasikan kompleksitas stimulasi dan arnanya
menunjukan kesulitan dalam memprediksi prilaku.
3. unlearned hebavior (prilaku yag tak
di pelajari ) , yang akan aktif jika dibutuhkan.
4. continguity and drive reduction as necessary
condition for learning. Jika
satu stimulus menimbulkan respond an jika respon itu bisa memuaskan kebutuhan
biologis, maka asosiasi antara stimulus dan respons akan diperkuat.
5. stimulus generalization kemampuan
suatu stimulus untuk menimbulkan respon yang dikondisikan ditentukan oleh
kemiripanya dengan stimulus yang digunakan selama training.
6.stimuli associated with drives
7.
reaction
potential as a function of drive and habits streght
8. responding causes fatigues, which
operates against the elicitation of a conditional responese.
9.the learnined response of not
responding.
10. factors tending to inhibid a
learned response change from moment to moment.
11. momentary effective reaction
potential must exceed a certain value before a learned response can occur.
12. the propability that learned respons will be made is a combined
function.
13. the greater the value reaction
potential the shorter will be the latency between s and r.
14. the value of reaction potential
will determine resistance to extinction.
15. the amplitude of a conditioned
respons varies directly with reaction potential.
16. whwn two or more incomtapible
response tend to be elicited in the same
situation, the one with greatest reaction potensial will occur.
DINAMISME
INTENSITAS STIMULUS
Smakin besar intensitas dari suatu
stimulus, semakin besar kemungkinan munculnya respon yang telah dipelajari.
RESPON TUJUAN PENDAHULU FRAKSIONAL
Respon
tujuan pendahulu fraksional Adalah respons terkondisikan terhadap stimuli ,
yang dialami sebelum pensernaan makanan.
Ada tiga macam variabel dalam teori
hull
1. Variabel
bebas (independen), yang merupakan kejadian stimulus yang scara sistematis
dimanipulasi oleh eksperimenter.
2.
Ariabel pengintervensi (intervening)
yakni proses yang dianggap terjadi didalam organisme tetapi tidak dapat diamati
scara langsung.
3. Variabel
terikat (dependen) yaknibeberapa aspek dari prilaku ang diukur oleh
eksperimenter dalm rangka menentukan apakah variabel bebas memunyai efek atau
tidak.
Pandangan
hull mengenai pendidikan menurutnya belajar melbatkan dorongan yang dapat
direduksi.
EVALUASI
TEORI HULL
KONTRIBUSI
Teori hull mebahas sejumlah fenomena
hebavioral dan kognitif. Cakupan teorinya yang dapat dipadukan dengan devinisi
variabelnya yang detail, mengundang banyak penelitian empiris.
KRITIK
Teorinya kecil sekali manfaatnya
untuk menjeaskan prilaku diuar laboratorium
karna terlalu menekan pada konsep yang didefinisikan scara oprasional,
dan karna meberikan prediksi yang tidk konsisten.
O.
HOBART MOWRER
O.Hobart mowrer (1907-1982) lahir di Unionville.teorinya:
problem
pengkondisian penghindaran. Karir mowrersebagai teorisi belajar dimulai
dengan usahanya untuk memecahkan problem belajar pengindraan yan dihadapi oleh
teori hull. Penguat dekremental dan incremental. Disebut penguat
dekremental karna mengurangi suatu dorongan. Sdangan penguat incremental karna
menghasilkan atau menambah dorongan.
Semua
bentuk belajar adalah belajar tanda. Dalam teori ini
emosi adalah penting. Emosi yang ditimbulan oleh stimuli eksternal dan internal
akan menyediakan system pedoman perilaku primer.
Dengan
berpendapat bahwa semua proses belajar adalah belajar tanda, mowrer menciptakan
teori belajar yang pada dasarnya bersifat kognitif.
KENNETH
W. SPENCE
Penyangkalan
bahwa penguatan adalah kondisi yang dibutuhkan untuk pengondisian instrument.
Istilah belajar laten mengacu pada belajar yang terjadi tanpa penguatan.
Spence
menyimpulkan bahwa pengondisian instrumental terjadi tanpa bergantung pada
penguatan. Jelas bahwa spence juga menerima law of frequency, bahwa semakin
sering dua kejadian dialami bersama , smakin kuat asosiasi diantara mereka.
Respon
yang telah dipelajari, mungkin akan diberikan dalam situasi tertentu bahkan
jika ada dorongan sekalipun.
ABRAM
AMSEL
Partia
reinforcement effect ( efek penguatan parsial [pre]).
Pre merujuk pada fakta bahwa dibutuhkan waktu lebih lama untuk melenyapkan
suatu respon jika ia sesekali diperkuat selama training ketimbang ia diperkuat
scara terus menerus.
Bisa
disimpulkan bahwa ada banya variasi dalam prilaku yang mengiringi tahap
training penguatan parsial.
NEAL
E. MILLER
Diantara berbagai kontribusi miller adalah
menunjukan bahwa respon internal yang otonom dapat dikondisikan dengan
menggunakan prosedur training operan.
Kini ada banyak eksperimen sebagian diantaranya dilakukan oleh neal e.
miller yang menunjukan bahwa manusia maupun non manusia dapat mengontrol
lingkungan internalnya sendiri.
BAB
9
WILLIAM
KAYE ESTES
Salah
satu tren masakini daam teori belajar adalah menjauhi teori yang luas an
komperhensif dan menuju ke system yang yang lebih kecil.
GENERALISASI
Generalisasi dari situasi belajar
awal ke situasi belajar lainya dapat dengan mudah dijelaskan dengan teori
sampling stimulus.
PELENYAPAN
Estes menjelskan problem pelenyapan
dngan cara yang pada dasarnya sama dengan cara yang dilakukan guthire. Karena
dalam pelenyapan suatu percobaan biasanya diakhiri setelah subjek melakuakn
sesuatu
PEMULIHAN SPONTAN
Pemliahan spontan adalah munculnya
kembali respon yang dikondisikan setelah respon itu mengalami pelenyapan.
PENCOCOKAN
PROPABILITAS
Eksperimen
pencocokan propabilitas tradisional adalah dengan menggunakan sinyal cahaya
yang diikuti dengan satu atau dua cahaya lain.
Hasil dari eksperimen ini biasanya adalah subjek percobaan akan menebak
frekuensi cahaya mana yang akan muncul sesuai dengan apa yang telah disusun
oleh eksperimenter.
MODEL
BELAJAR MARKO MENURUT ESTES
Endapat estes bahwa elemen stimulus yang
dijadikan samepel pada suatu percobaan tertentu dikondisikan secara all or
none. Dalam banyak elemen stimulus yang ada dalam satu eksperimen maka hanya
terjadi perubahan kecil dalam propabilitas respon dari satu percobaan belajar
ke percobaan belajar selanjutnya, dan ketika propabilitas itu di plot, ia akan
tampak seolah olah ikremental ketimbang all or none.
ESTES DAN PSIKOLOGI KOGNITIF.
Pentingnya memori.
Dalam
analisis ini stimuli tak langsung menimbulkan respon , tetapi ia membamgkitkan
memori dari pengalaman sebelumnya , dan interaksi dari stimulasi saat itu
dengan memori dengan pengalaman sebelumnya itulah yang menghasilkan
prilaku.
Model
array karakteristik stimulus dan designasi kategori disimpan dalam memori
sebagai seperangkat suatu array yang
menimpan ciri ciri atau atribut penting dan sia dipakai untuk membandingkan
tribute itu dengan atribut stimuli lainya.
STATUS
TERKINI MODEL MATEMATIKA UNTUK BELAJAR
Pendekatan estis sesungguhnya sering
disebut sebagai model matematika untuk belajar sebab dia berusaha menunjukan
bagaimana proses belajar dapat di deskripsikan term rumus matematika.
EVAUASI
TEORI ESTES
Kontribusi
Teorinya
mudah diperluas ke teori belajar pada manusia dan diperluas ke jenis jenis
belajar yang lebih kompleks, seperti klasifikasi dan belajar konsep.
Kritik
Cakupan
teori yang amat terbatas. Estes dan rekan rekanya menyusun abstraksi matematika
dalam teoridalam kondisi eksperimental yang amat terbatas.
Bab 12
Edward chace tolman
T
|
olman
(1886-1915) lahir di newton, ia menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai
tokoh pembangkang. Dia menentang perang saat perang sedang popular dan dia
menentang, dan dia menentang behaviorisme watsonian ketika behaviorisme itu
menjadi aliran psikologi yang terpopuler.
PRILAKU
MOLAR
Karakteristik
utama molar behavior ( perilaku molar) adalah prilaku itu purposif (memiliki
tujuan) yaitu slalu diarahkan untuk satu tujuan.
BEHAVIORISME
PURPOSE
Teori tolman disebut sebagai
purposive behaviorism, sebab ia berusaha menjelaskan perilaku yang diarahkan
untuk mendapatkan tujuan .
KONSEP TEORETIS UTAMA
Apa yang dipelajari?
Asosiasi
stimulus respons adalah dipelajari dan proses belajar yang kompleks melibatkan
hubungan yang kompleks pula. Blajar pada
dasarnya adalah proses menemukan hal-hal
tertentu dalam lingkungan. Organisme, melalui eksplorasi, menemukan
bahwa kejadian tertentu akan menimbulkan kejadian lain atau suatu isyarat akan
menghasilkan isyarat lain.
ASPEK FORMAL TEORI
FORMAL
1. Variabel
ligkungan
2.
Variabel perbedaan individual
3.
Variabel intervening
ENAM JENIS BELAJAR
Cathexes
Keyakinan ekuivalensi
Ekspektasi medan
Mode medan kognisi
Diskriminasi dorongan
Pola motor
PENDAPAT TOLMAN TENTANG PENDIDIKAN.
Menurut
tolman murid perlu melakukan tes hipotesis dalam situasi problem. Ia mendukung
diskusi kelompok-kelompok kecil dalam kelas. Yang penting buat murid adalah
punya kesempatan , scara individual atau sebagai anggota kelompok, untuk
menguji ide-ide secara memadai.
EVALUASI
TEORI TOLMAN
Kontribusi
Kontribusi
tolman adalah temuan riset dan peranya sebagai tokoh antagonis bagi dominasi
neobehaviorisme hullian.
Kritik
Teorinya
tidak mudah diteliti secara empiris. Teorinya menggunakan banyak variabel
individual bebas dan interveningyang sulit untuk dijelaskan semuanya.
Bab 16
Penutup
D
|
alam
bab terakhir ini kita membahas tren dalam teori belajar mutakhir. Menunjukan
kemungkina kemana arah teori belajar dan mempertimbangkan beberapa pertanyaan
yang perlu dijawab di masa mendatang.
TREN TERBARU DALAM TEORI BELAJAR
Setidaknya ada 4 tren utama dalam
pendekatan studi belajar dewasa ini.
Pertama,
teori belajar saat ini lebih sederhana cakupanya. Kedua ada penekana pada
neurofisiologi belajar. Ketiga, proses kognitif seperti pembentukan konsep,
pengambilan resiko, dan pemecahan masalah kembali menjadi topik studi yang
populer. Keempat, ada peningkatan perhatian terhadap aplikasi prinsip belajar
untuk solusi problem praktis.
BEBERAPA PERTANYAAN TENTANG BELJAR
YANG BELUM TERJAWAB
Bagaimana
belajar bervariasi sebagai fungsi pendewasaan ?
Kita perlu mengeksplorasi lebih jauh bagaimana proses
belajar mungkn berubah sejalan dengan perubahan pendewasaan.
Apakah belajar
bergantung pada penguatan?
Bproses yang
menyebabkan beberapa pengalaman tetap dipertahankan dapat disebut sebagai
penguatan.
Bagaiman
belajar bervariasi sebagai fungsi spesies?
Dapatkah beberapa
asosiasi dipelajari dengan lebih mudah ketimbang lainya?
Bagaimana prilaku yang
dipelajari berinteraksi dengan prilaku instingtif?
Bagaian belajar
bervariasi sebagai fungsi dari karakteristik personalitas?
Sejauhmana belajar
adalah fungsi dari lingkungan keseluruhan?
Bagaimana semua
pertanyaan diatas berhubungan dengan tipe belajar?
Belum ada jawaban final
tentang proses belajar.
Tidak
ada jawaban final berkenaan dengan sifat proses belajar dalam buku ini. Ssebab
dalam sains tidak pernah ada jawaban final. Dalam sains pengetahuan terus
berkembang dan evolusi akan bergantung pada variasi.